peremupan, makhluk yang luar biasa (bagian 2)

on Minggu, 17 Mei 2009

Perempuan berasal dari kata dasar ”Empu” dan diberikan awalan ”Per” dan akhiran ”An” sebagai penekanan kata dasar tersebut. Mengapa disebutkan ”Empu”? Seperti kita ketahui bahwa kata ”Empu” memiliki arti seseorang yang mempunyai kemampuan (”Mampu”) yang lebih dari mahluk yang lain, dalam hal ini memiliki kelebihan dari kaum pria. Sedangkan ”Per-Empu-An” bermakna wadahnya (wadak/wadak = badan) kaum empu untuk memberikan

makna kepada mahluk lainnya. Sangat jelas disini bahwa sebenarnya perempuan memiliki kelebihan untuk memberikan perlindungan, contoh dan penyeimbang mahluk lainnya, baik anak-anak maupun pria dewasa.

Dimana kelebihannya

Tak dapat dipungkiri bahwa perempuan memiliki banyak kelebihan sebagai mahluk luar biasa. Mari kita lihat sejak mahluk yang satu ini kecil menuju dewasa yang ditandai dengan mendapatkan menstruasinya, inilah keluar-biasaannya yang pertama dan utama sebagai perempuan. Dengan terjadinya menstruasi ini dia memberitahukan pada dunia bahwa dia telah siap menjadi ”perempuan” dan bukan lagi wanita yang dianggap lemah, karena dia telah menunjukkan ke”Empu”annya sebagai mahluk yang telah matang dan siap untuk menciptakan mahluk lainnya yang akan disimpannya didalam rahimnya selama sembilan bulan. Dalam masa itu (menstruasi) dia sebenarnya mengalami kesakitan yang luar biasa karena secara phisik ada hal yang harus dilepaskan dari bagian tubuhnya dan itu pasti sakit,.Apakah dia mengeluh? Tidak tetapi bangga ”inilah aku, perempuan”, tetapi selalu menganggap hal yang lumrah saja. Ini keistimewaannya yang pertama.

Yang kedua adalah kemampuannya untuk mengandung. Dia berikan sebagian besar energi dan makanan yang ada didalam tubuhnya (yang sebenarnya dia juga butuhkan). Dia relakan itu semua dengan tulus dan kemampuan atas kerelaan yang tulus ini hanya dimiliki oleh para empu (baca: perempuan), bahkan pada masa itupun dia berusaha untuk tetap sehat tanpa obat-obatan yang akan memberikan efek negatif kepada mahluk baru itu. Sembilan bulan dia lakukan ini hingga saat dimana mahluk baru harus keluar ke dunia nyata yang fana ini. Luar biasa.

Ketiga, pada saat melahirkan. Inilah masa terindah tetapi sekaligus masa terberat bagi kaum perempuan, banyak hal yang dia pertaruhkan hingga pada pertaruhan nyawanya. Mahluk baru yang selama sembilan bulan telah menjadi bagian yang menyatu dalam badannya, bahkan jiwanya, harus dia lepaskan. Proses pelepasan inilah yang menyebabkan rasa sakit yang tak terhingga yang hanya diberikan pada kaum perempuan . Rasa sakit ini karena adanya bagian tubuh yang harus lepas (putus) dan perenggangan menuju persiapan kelahiran itu, tetapi rasa sakit yang luar biasa ini justru sangat dinantikan oleh kaum perempuan dengan rasa bahagia dan
bangga. Dia tau akan sakit tapi dia menantinya. Luar biasa.

Keempat dan seterusnya, naluri adalah milik setiap mahluk hidup tetapi naluri kaum perempuan lebih dari kaum pria. Mengapa? Karena dia harus menjaga semua mahluk yang oleh Tuhan dipercayakan padanya, pria (baca: suami) dan anak-anaknya, dia jaga itu semua menggunakan nalurinya bukan akalnya, oleh karena itu seringkali perempuan menjadi mahluk yang aneh dilihat secara akal sehat. Dengan nalurinya pula dia jalani hidup ini sedangkan akalnya hanya dipergunakan untuk hal-hal ringan lainnya. Hal sebaliknya yang dilakukan oleh kaum pria.

0 komentar:

Posting Komentar