peremupan, makhluk yang luar biasa (bagian3)

on Minggu, 17 Mei 2009

Perempuan sebagai PSK


Secara jujur tiada ada perempuan yang mau menjadikan dirinya sebagai PSK tetapi dengan penggunaan akalnya yang lebih sedikit daripada nalurinya maka dia lacurkan diri hanya demi, sekali lagi demi, kelangsungan hidup keluarganya (anak dan/atau adiknya) karena dia tidak lagi memiliki ketrampilan hidup. Sekali lagi dia korbankan dirinya, yang sebenarnya bathinnya menangis dan menjerit, bukan nikmat.

Dalam keputus-asaannya itulah dia lakukan apapun hanya demi perlindungan pada mahluk lainnya, tetapi keadaan yang sangat menghimpitnya, dia lakukan penjualan anaknya juga (children trafficking). Alasannya sangat sederhana, dia ingin selamatkan anaknya dari hidup yang miskin tetapi (sekali lagi dengan akalnya yang pendek) dia tak memikirkan bagaimana kehidupan anaknya setelah itu.

Mereka harus dilindungi dan dijaga, baik oleh kaum pria maupun oleh perempuan-perempuan lain yang mempunyai kemampuan akal lebih. Mereka tidak harus dicemooh dan disingkirkan, mari rangkul mereka, Sejahterkan mereka dengan memberikan pada mereka pegangan hidup (ilmu, akhlak dan iman) sehingga mampu kembali kepada kodratnya sebagai ”perempuan” yang sebenarnya

Harkat sebagai perempuan

Perempuan seharusnya ditempatkan diposisi terdepan bukan dibelakang seperti dikatakan pepatah jawa ”Ing ngarso sung tulodo” (Didepan memberikan keteladanan) dan kaum pria berjalanlah dibelakangnya sehingga mampu memberikan perlindungan yang diperlukan (protecting by wacthing). Inilah keselarasan yang diharapkan oleh Tuhan, lihatlah bagaimana cara binatang jantan memberikan perlindungan pada kelompoknya, yang sebenarnya cara ini
lebih baik.

Manusia sering kali tak mau mengikuti kodrat alaminya dengan alasan dia mahluk yang berakal tetapi dengan akal ini pulalah manusia pria seringkali mengakali manusia perempuan. Merendahkan posisi dan martabatnya dengan menempatkannya di bagian belakang. Mengapa harus begitu? Sebenarnya sederhana saja jawabannya, karena pria takut tertinggal oleh kaum perempuan. Dia takut dijajah oleh perempuan karena dia telah menyatakan dirinya sebagai mahluk kuat yang memimpin.

Pria mengembangkan paradigma bahwa perempuan adalah mahluk lemah, mahluk yang tak baik dijalanan, lebih baik di rumah saja, bahwa perempuan harus menutup rapat auratnya, bahwa perempuan tak perlu kerja, belajar dan bahwa bahwa lainnya, yang pada intinya adalah usaha kaum pria untuk memenjarakan kaum perempuan dan mengamankan perempuannya dari pria lainnya. Bukan alasan etikat atau tata krama atau agama tetapi lebih pada perlindungan dirinya karena lemahnya naluri maka dipergunakannya akalnya untuk menjaga semua kepentingannya sendiri. Paradigma ini adalah pandangan yang salah besar karena keduanya diciptakan sama dan sejajar, untuk saling mengisi, seharusnya keduanya bejalan
sejajar, perempaun dengan nalurinya menjaga pria dan pria dengan akalnya menjaga perempuan, begitulah sebenarnya kehendak Tuhan.

Sanggupkan kaum pria menjaga dan mengangkat harkat kaum perempuan?

Sanggupkah kaum perempuan memperjuangkan hak dan harkatnya sehingga sejajar
dengan kaum pria? Bangunlah kaum perempuan Indonesia, sejajarkan dirimu bukan untuk menjajah kaum lainnya tetapi untuk kesamaan gender. Bahu membahulah memperjuangkan hal ini. Jangan trakut dan ragu. Sudah ada Kapolda perempuan, penerbang pesawat komersial perempuan, pilot helikopter, petugas pemadam kebakaran, pendaki gunung, ilmuwan, jenderal bahkan presiden dan berbagai bidang lainnya yang dikuasai perempuan.

0 komentar:

Posting Komentar